Salah satu tugas pokok Kedeputian Informasi Geospasial Tematik (IGT) Badan Informasi Geospasial (BIG) adalah pembinaan kepada penyelenggara IGT dan pengguna Informasi Geospasial (IG). Secara khusus, kegiatan pembinaan kepada pengguna IG terfokus pada sosialisasi keberadaan IG beserta pemanfaatannya, dan pendidikan penggunaan IG. Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PPTRA) sebagai bagian dari Kedeputian IGT melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan menyelenggarakan pembinaan pengguna IG khususnya bagi siswa tunanetra melalui atlas taktual.
Media atlas taktual menjadi sarana yang cukup efektif dalam menyampaikan IG kepada para difabel netra. Muatan informasi dalam atlas tersebut menjabarkan makna geospasial secara mendasar, yaitu : aspek keruangan yang meliputi lokasi, letak, dan posisi suatu obyek. Lebih lanjut, atlas taktual juga memuat informasi konektivitas antara lokasi satu dengan lokasi lainnya, serta informasi tematik fisik dan sumberdaya nusantara. Literasi geospasial tidak sebatas verbal, tetapi mereka memahami langsung lewat wahana atlas taktual. Sama halnya ketika siswa yang berpenglihatan normal mempelajari peta atau atlas, baik digital atau kertas. Pemahaman tersebut cukup penting bagi tunanetra untuk pengembangan diri dan potensinya di masa mendatang.
Rangkaian kegiatan pembinaan kepada siswa tunanetra pada tahun 2016 dimulai dari SLB Bina Insani Lampung, SLB Negeri Kota Sorong, SLB PSBN Kudus, berlanjut ke SLB Tan Miyat di Bekasi, dan di akhiri di SLB ABCD Muhammadiyah Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Adapun Sulawesi Tengah menjadi provinsi yang ke 15 sebagai wilayah pembinaan membaca (literasi) peta melalui atlas taktual. PPTRA BIG akan melanjutkan kegiatan ini di 19 provinsi lain, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
Kegiatan pembinaan di SLB ABCD Muhammadiyah Palu dilakukan pada tanggal 9-10 November 2016, diikuti oleh 24 siswa tunanetra. Sebagian besar peserta berasal dari SLB ABCD Muhammadiyah Palu, sebagian kecil merupakan perwakilan siswa SLB dari Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi. Terik matahari yang panas mencapai suhu 350 C di Kota Palu, tak menyurutkan semangat siswa tunanetra belajar geospasial. Tim BIG tak menyangsikan semangat belajarnya. Deretan piala yang tersimpan rapi di dalam tiga almari besar adalah bukti prestasi tak terbantahkan SLB tersebut, tentu ditorehkan karena semangat dan kerja keras siswa dalam belajar.
Hari pertama pembelajaran atlas dilalui dengan lancar. Lembar demi lembar atlas taktual terbaca dan dipahami secara baik oleh siswa. Pembelajaran atlas dimulai dari pengenalan simbol, pemahaman arah dan orientasi, letak lintang, sampai pengenalan letak toponim wilayah, dan tematik lokasi wisata. Sebagian besar siswa memperoleh informasi baru tentang Indonesia. Tak terasa bel berdentang tanda istirahat, tanda untuk rehat sejenak setelah 4 jam belajar atlas. Tim BIG salut kepada sekolah karena tak disangka bunyi bel bernada lagu ‘Sorak-sorak Bergembira’ menggema di aula tempat pembelajaran atlas. Bukan bunyi bel atau lonceng seperti pada umumnya. Dering bel lagu ciptaan C. Simanjuntak tersebut seakan menyambut esok hari, tanggal 10 November, yang kita kenal sebagai Hari Pahlawan.
Ketekunan dan kecermatan siswa dalam membaca lembar peta menjadi kunci utama kegiatan pembinaan ini dapat berjalan dengan baik. Hari kedua pembelajaran berupa uji coba mengerjakan soal tentang peta. Saat Tim BIG masih berada di lorong menuju aula, sekali lagi semangat siswa terasa nyata. Bukan bunyi celotehan yang terdengar dari lorong, tetapi bunyi sahut-menyahut toponim wilayah Indonesia. Ya, mereka belajar atlas melanjutkan hari sebelumnya. Kegiatan ujicoba soal di hari kedua berlangsung dengan lancar.
Pada akhir pertemuan, Tim BIG yang diwakili oleh Prita Brada Bumi, memberikan 1 set atlas taktual kepada guru seluruh perwakilan sekolah SLB. Pesan utama dari Badan Informasi Geospasial adalah guru merupakan corong terdepan dalam mengenalkan kekayaan alam nusantara. BIG menitipkan karya berupa atlas taktual kepada guru sebagai sarana belajar siswa tunanetra untuk memahami Indonesia. Sebuah sarana pembelajaran untuk siswa generasi berikutnya yang terdaftar di SLB wilayah Palu, Donggala, Sigi, dan sekitarnya. (FM/LR)